14 November 2015

[Sinopsis] The Beauty Inside: part 4 [Final]

Sebelumnya...

Woo jin memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Yi soo. Dia tidak tahan melihat Yi soo menderita karena dirinya.

Part 4 [Final]



Yi soo bersedih dan sering teringat kenangan saat dirinya masih bersama Woo jin. Terlebih saat dia akan berangkat kerja, saat dimana dia akan menutup matanya dan tak ama Woo jin datang menggenggam tangannya.

“Kalau kau ingin putus, aku bisa apa. Tolong kuatkan hati ini.”

***


Suatu hari, Woo jin mengirimkan kursi yang khusus dia buat berdasarkan ukuran tubuh Yi soo. Yi soo hanya menatap kursi itu. Kakaknya yang melihat kursi tersebut mencobanya. Dia kagum karena kursi itu memang sesuai dengan ukuran tubuh Yi soo. Yi soo tidak memberikan respon terhadap ucapannya. Kakaknya pun langsung memeluknya. Saat itulah air mata Yi soo tumpah.


“Eonni, aku ingat semuanya. Aku ingat semua tempat yang pernah kami kunjungi. Tapi aku tidak mengingat wajahnya. Bagaimana ini?”

Tapi Yi soo tetap melanjutkan hari-harinya, pekerjaannya. Dia sudah bisa tidur nyenyak, tak lagi minum obat dan mulai rajin berolahraga. Dia juga kembali belajar bahasa asing dan bersosialisasi lagi. Dia menyingkirkan semua kenangannya bersama Woo jin, termasuk foto dan cincin couple mereka.


***

10 bulan kemudian


Seonbae Yi soo menghampiri Yi soo yang sedang mengawasi pekerja lain. Dia memperlihatkan sebuah blog yang mengunggah furniture dengan desain yang menarik. Dia penasaran siapa pelakunya, kenapa orang itu hanya berani tampil di dunia maya. Yi soo yang melihat foto di blog tersebut tahu itu buatan siapa.

***


Yi soo menemui San baek atas perintah seonbae-nya. Dia ingin menanyakan kapan produk terbaru ALX akan keluar. Tapi pertemuan mereka sedikit kikuk dan San baek menjawab agak sedikit ketus. Dia sepertinya tidak nyaman bertemu dengan Yi soo. Dia bahkan sampai meminta agar Yi soo untuk menelepon atau mengutus orang lain saja.


Saat akan tiba di pintu Yi soo melihat lembaran kayu yang dikirim dari Ceko. Yi soo lalu menanyakan keadaan Woo jin kepada San baek, tapi San baek tidak menjawabnya. “Ceko. Dia pergi ke tempat yang jauh sekali,”gumam Yi soo.

***



Yi soo tiba di rumahnya dan melihat ayahnya sedang memasak sendirian. Dia lalu bertanya kepada ayahnya apa yang ingin dia lakukan seandainya ibu nya masih hidup. “Entahlah, menua bersama?” jawab ayahnya. “Aku semakin menua tpai ibumu tetap seperti itu.” Yi soo lalu berbalik untuk melihat foto keluarga mereka. Di foto itu, Yi soo dan kakaknya masih kecil serta ayah dan ibunya telihat masih muda.

***


Yi soo tiba agak cepat di kantornya. Dia mendapati seorang pegawai junior sedang membersihkan sambil mendengar musik. Setelah menyapanya, Yi soo berjalan menuju ke ruangannya tapi kemudian dia mendengar gumaman lagu yang didengar oleh si junior. Itu adalah lagu yang dia dan Woo jin dengarkan saat kencan pertama mereka. Dia pun berhenti dan mulai berpikir.

“Waktu itu apa yang kutakutkan? Pandangan orang-orang di dunia ini? Atau sakit yang kurasakan saat bersamamu? Tapi itu tidak seberapa dibanding dengan yang kurasakan saat ini.”


Tanpa sadar Yi soo menangis.

“Lagunya bagus sekali,” ucapnya saat juniornya menegurnya.

***

Republik Ceko


Woo jin menjalani kehidupannya seperti sewaktu dia di Korea. Mendesain perabotan dari dalam rumah. Melalui San baek lah Woo jinmengetahui keadaan ibunya dan juga...Yi soo.

***


Suatu hari, seseorang membunyikan bel pintunya. Saat membuka pintu, orang itu adalah Yi soo.

Lama Yi soo menatap pria yang membuka pintu. Menerka-nerka, Woo jin kah? Sementara Woo jin menatapnya tidak percaya, sebuah rindu yang tertahan.
Woo jin membuka suara dan bertanya dalam bahasa Inggris. Yi soo menjawab bahwa dia mencari seseorang yang bernama Kim Woo jin. Woo jin memberi tahu Yi soo bahwa dia datang di alamat yang salah. Tak Kim Woo jin di rumah itu.

Woo jin bersiap menutup pintunya tapi Yi soo menahannya. Yi soo melirik ke nama yang tertera di nomor urmah. LEA. “Ini Lea Furniture kan? Apa boleh aku melihat-lihat? Aku adalah pembeli dari sebuah toko furniture besar di Korea. Mama Studio Korea.”

Kali ini Woo jin tak bisa menolak.


Yi soo melangkah masuk. Sebuah pemandangan yang tidak asing terpajang di hadapannya. Perabot yang dibuat, tempelan kertas yang bergambar desain, dan sebuah ruangan yang berisi pakaian dan sepatu berbagai model dan ukuran.

Woo jin membuatkan teh untuk tamunya. Saat itu Yi soo berjalan perlahan mendekati Woo jin dari belakang. Dia menjelaskan mengapa dia datang ke tempat itu. Dia melihat foto perabot yang Woo jin buat dan dia sangat suka. Sebenarnya dia bisa saja melakukannya lewat email. Tapi dia ingin menemui dan berbicara langsung.


Yi soo menggenggam tangan Woo jin dan memanggil namanya. “Aku sekarang baik-baik saja,” ucapnya.

“Kau masih merasa kesakitan ‘kan?” Tanya Woo jin yang tidak bias lagi menahan air matanya. Yi soo mengangguk. “Tapi aku lebih menderita tanpamu daripada rasa sakit saat itu,” ucap Yi soo.

“Mianhae, Woo jin-ah.”


***



Yi soo bertanya tidak bisakah mereka bersama tanpa harus mempedulikan yang lainnya. Dia sudah memikirkannya dan yang dia inginkan adalah hidup bersama Woo jin.

Dia lalu bercerita bahwa sebenarnya dia pernah melihat rupa Woo jin saat wajahnya berubah sewaktu dia bangun lebih dulu dari Woo jin. Saat itu dia ketakutan dan dia tahu kalau dia tetap akan merasakan ketakutan seperti lagi jika sekali lagi dia melihat pemandangan yang sama. Tapi kemudian dia sadar bahwa seharusnya dia bersyukur karena di saat itulah dia bertemu dengan Woo jin yang sebenarnya.

“Aku tidak peduli wajahmu akan berubah seperti apa. Setiap hari berubah juga tidak masalah karena kau tetaplah Woo jin. Aku mencintai Kim Woo jin yang hatinya ada di sini,” ucap Yi soo. Woo jin tersenyum. “Maaf baru kau harus menunggu lama.”

“Woo jin-ah, maukah kau menikah denganku?”

“Bagaimana ya? Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Ada yang pernah mengatakan butuh waktu sebelum memutuskan,” Woo jin melirik Yi soo. Keduanya tersenyum.


Woo jin lalu mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya. Di dalamnya adalah cincin yang pernah dia buat dengan tangannya sendiri. Dia melingkarkan cincin itu di jari Yi soo.


“Coba kau ulangi lagi. Lamar aku sekali lagi. Dimulai dari sebelah sana,” Woo jin kaget dengan permintaan Yi soo yang tiba-tiba. Yi soo mendorongnya agar menjauh darinya.




Perlahan Woo jin (all Woo jin casts) melangkah mendekati Yi soo dan menciumnya.

THE END


Note:
Maaf ya part 4 nya telat diposting soalnya hanya bisa menulis di akhir pekan. Tapi Alhamdulillah bisa selesai juga dibuat sinopsisnya.

Well, buat saya biasa saja sih ceritanya, tidak ada twist yang gimana gitu. How to see the inner beauty, not just the appearance. Tapi di film ini sutradara dan writer-nim mengungkapkannya dengan ide cerita yang unik. G bisa dibayangin kalau saya jadi Yi soo. Uwaaahhh setresss banget pasti menjelaskannya ke keluarga dan teman-teman sekitar tentang penyakit si Woo jin.

4 comments:

  1. FYI, di sudah ad cerita dan judul film yang sama tahun 2012, The Beauty Inside yang main mary elizabeth winstead.

    ReplyDelete
  2. yang jelas jadi si yi soo nya beruntung bgt bisa di cintai bbanyak bntuk orang hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau semuanya secakep Par Seo jun sih, iy a beruntung. Tapi kalau jadi anak kecil, berabe juga tuh heheh

      Delete